Tinkerbell Orange Glitter Wings

Jumat, 19 April 2013

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MUSIK MURROTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SLB AUTIS KOTA SURAKARTA


Nur Afuana Hady, Wahyuni, Wahyu Purwaningsih
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang: Autisme adalah gangguan neurologis berat yang mempengaruhi cara seseorang
untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain disekitarnya secara wajar. Menurut
data statistik dunia jumlah anak autis semakin meningkat beberapa tahun terahkhir ini. Bila di
tahun 1990 jumlah anak autisme ialah 15 hingga 20 per 10.000 anak, maka pada tahun 2000
kasus autisme diperkirakan ada 1 per 150 anak di Amerika Serikat. Sedangkan menurut APA dan
Fox, di tahun 2000 kasus autisme terjadi 2 hingga 20 dari 10.000 orang dalam suatu populasi.
Tujuan; mengetahui perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap
perkembangan kognitif anak autis. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan control time series design. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan analisa bivariat menggunakan uji t. Hasil: Hasil uji
bivariat membuktikan ada perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan terapi musik murotal
terhadap perkembangan kognitif anak autis dengan hasil pretest t hitung (0,000) < t tabel (2,086)
dengan angka signifikan (1,000 > 0,05) sedangkan hasil post-test t hitung (5,323) > t tabel
(2,086) dengan angka signifikan (0,000 < 0,05) sehingga dapat dilihat terapi musik murotal
mempunyai pengaruh jauh lebih baik daripada terapi musik klasik. Kesimpulan: Terapi musik
murotal lebih efektif terhadap perkembangan kognitif anak autis.
Kata Kunci: Autisme, terapi musik klasik, terapi musik murotal
A. PENDAHULUAN
Autisme adalah gangguan neurologis
berat yang mempengaruhi cara seseorang
untuk berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain disekitarnya secara wajar
(Safari, 2005). Umumnya mereka mengalami
kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun
non verbal. Sikap tersebut seperti menarik diri,
tidak menjalin komunikasi, berbicara sendiri,
menyanyi sendiri tanpa sebab, berputar-putar
tanpa alasan, bahkan dapat menimbulkan
kejengkelan orang disekitarnya (Mangunsong,
2009).
Anak autisme memiliki kemampuan dan
karakteristik yang berbeda satu sama lain,
sehingga hal tersebut menentukan caranya
berinteraksi terhadap diri dan lingkungan serta
menjadikan anak autisme sebagai pribadi yang
unik. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi
ini disebabkan adanya kerusakan sebagian
72 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
fungsi otak. Gangguan perilaku ini dapat berupa
kurangnya interaksi social, penghindaran kontak
mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa
dan pengulangan tingkah laku (Mangunsong,
2009).
Menurut data statistik dunia jumlah anak
autis semakin meningkat beberapa tahun
terahkhir ini. Bila di tahun 1990 jumlah
anak autisme ialah 15 hingga 20 per 10.000
anak, maka pada tahun 2000 kasus autisme
diperkirakan ada 1 per 150 anak di Amerika
Serikat. Sedangkan menurut APA dan Fox, di
tahun 2000 kasus autisme terjadi 2 hingga 20
dari 10.000 orang dalam suatu populasi (Nevid
et al, 2003).
Di Indonesia, kesan peningkatan juga
terlihat di ruang day care Psikiatri Anak RSUD
Dr. Soetomo, dimana jumlah pasien yang
datang dengan gangguan perkembangan autis
ini bertambah. Tahun-tahun sebelumnya, tiap
tahun hanya sekitar 2 hingga 3 orang anak.
Pada tahun 2000 jumlahnya meningkat dengan
tajam sampai kurang lebih 20 anak. Hal ini juga
terjadi pada tahun-tahun berikutnya (Novia,
2007).
Berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan di SLB Autis Kota Surakarta
menunjukkan jumlah anak autis dari tahun
2007 -2011 meningkat hingga 2x lipat yaitu dari
4anak per tahun menjadi 8anak pertahun.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif yang menggunakan
rancangan penelitian quasy eksperimental
atau eksperimental semu dengan metode
penelitian control time series design. Teknik
sampling yang digunakan adalah Purposife
sampling yaitu pengambilan sampel dengan
memilih sampel sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan
peneliti, dengan jumlah sampel sebanyak 20
responden yang dibagi menjadi 2 kelompok
yang masing masing terdiri dari 10 responden
untuk kelompok kasus (kelompok musik
klasik) dan 10 responden untuk kelompok
pembanding (kelompok musik murrotal)
dengan tingkat kemampuan yang signifikan
sama. Analisa data dilakukan dengan
cara sebagai berikut a. Analisa univariate
yaitu analisis yang dilakukan pada tiap
variabel untuk menghasilkan distribusi
frekuensi dari tiap variabel. b. Analisa
bivariate yaitu Analisa yang digunakan juga
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
efektifitas terapi musik klasik dan terapi
musik murrotal terhadap perkembangan
kognitif anak autis. Analisa bivariat yang
digunakan adalah uji t.
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ... 73
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
C. HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2012 di SLB Autis Kota Surakarta ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan
efektifitas antara terapi musik klasik dan
terapi musik murotal terhadap perkembangan
kognitif anak autis. Penelitian ini dilakukan
dengan memperdengarkan musik murrotal
dan klasik pada masing-masing kelompok
yang sebelumnya sudah diberikan permainan
sebagai test awal kemudian setelah terapi
diberikan diberikan kembali permainan yang
sama sebagai test akhir. Jumlah responden pada
penelitian ini sebanyak 10 kelompok kasus
(kelompok musik klasik) dan 10 kelompok
pembanding (kelompok musik murrotal).
Hasil yang didapat dari pengolahan data
tersebut diuraikan secara rinci di bawah ini :
Tabel 1 Distribusi frekuensi sebelum dan
sesudah terapi musik klasik terhadap perkembangan
kognitif anak autis
Perkembangan
Kognitif
Sebelum
Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 (mampu melakukan sesuai instruksi tetapi
dengan bantuan) sebanyak 2 responden dan
skor perkembangan kognitif terendah adalah
2 (belum mampu melakukan sesuai dengan
instruksi) sebanyak 1 responden. Sedangkan
skor perkembangan kognitif tertinggi setelah
dilakukan terapi musik klasik adalah 5
(mampu melakukan sesuai dengan intruksi
tanpa bantuan) sebanyak 2 responden dan
skor perkembangan kognitif terendah adalah
3 (mampu melakukan tetapi tidak sesuai
instruksi) sebanyak 2 responden.
Tabel 2 Hasil uji terapi musik klasik terhadap
perkembangan kognitif anak autis
Nilai
Kelompok rata- t hitung t tabel Signifikan
rata
Test Awal 3,50 20,412 2,262 0,000
Test Akhir 4,44
Berdasarkan tabel 3.2 hasil t test untuk
mengetahui perbedaan perkembangan kognitif
sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik
klasik pada anak autis. Hasil perhitungan
didapatkan nilai t hitung sebesar 20,412 dan t
tabel sebesar 2,262. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui t hitung (20,412) > t tabel (2,262)
sehingga disimpulkan ada perbedaan sebelum
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan
bahwa skor perkembangan kognitif tertinggi
sebelum dilakukan terapi musik klasik adalah
dan sesudah dilakukan terapi musik klasik.
74 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Tabel 3 Distribusi frekuensi sebelum dan
sesudah terapi musik murotal terhadap
perkembangan kognitif anak autis
Perkembangan
kogntif
Sebelum
Sesudah
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berdasarkan tabel 3.4 hasil t test untuk
mengetahui perbedaan perkembangan kognitif
sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik
murotal pada anak autis. Hasil perhitungan
didapatkan nilai t hitung sebesar 33,213 dan t
tabel sebesar 2,262. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui t hitung (33,213) > t tabel (2,262)
sehingga disimpulkan ada perbedaan sebelum
dan sesudah dilakukan terapi musik murotal
Tabel 5 Hasil pretest perkembangan kognitif
anak autis sebelum diberikan terapi musik
Skor
Perkembangan
Kognitif
Nilai rata-rata
(mean)
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Standar Deviasi
Kelompok
Musik Klasik
3,50
4,11
2,20
0,594
Kelompok
Musik Murotal
3,50
4,11
2,20
0,594
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan
bahwa skor perkembangan kognitif tertinggi
sebelum dilakukan terapi musik murotal adalah
4 (mampu melakukan sesuai instruksi tetapi
dengan bantuan) sebanyak 3 responden dan
skor perkembangan kognitif terendah adalah
2 (belum mampu melakukan sesuai dengan
instruksi) sebanyak 1 responden. Sedangkan
skor perkembangan kognitif tertinggi setelah
dilakukan terapi musik murotal adalah 6
(mampu melakukan sesuai dengan intruksi
tanpa bantuan dengan waktu relatif lama)
sebanyak 4 responden dan skor perkembangan
kognitif terendah adalah 4 (mampu melakukan
sesuai instruksi tetapi dengan bantuan) sebanyak
1 responden.
Tabel 4 Hasil uji terapi musik murotal terhadap
perkembangan kognitif
anak autis
Nilai
Kelompok rata- t hitung t tabel
rata
Test Awal 3,50 33,213 2,262
Test Akhir 5,75
Signifikan
0,000
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
Berdasarkan tabel 3.5 rata-rata skor
perkembangan kognitif pada kelompok
musik klasik sebesar 3,50 dan rata-rata skor
perkembangan kognitif pada kelompok
musik murotal 3,50. Dilihat dari nilai ratarata
diatas menunjukkan kedua kelompok
mempunyai skor perkembangan kognitif yang
sama sehingga dapat disimpulkan tidak ada
perbedaan skor perkembangan kognitif antara
kedua kelompok sebelum dilakukan terapi.
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ... 75
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Tabel 6 Hasil Perbedaan pretest antara terapi
musik klasik dan terapi musik murotal
Kelompok N
Klasik
Murotal
Nilai
ratarata
t
hitung
0,000
t tabel Signifikan
2,086 1,000
kelompok musik murotal 5,75. Berdasarkan
nilai rata-rata menunjukkan kedua kelompok
murotal mempunyai skor perkembangan
kognitif yang lebih baik dibandingkan pada
kelompok musik klasik. Hal ini menunjukkan
ada perbedaan skor perkembangan kognitif
antara dua kelompok sebelum dilakukan
terapi.
Tabel 8 Hasil Perbedaan post-test antara terapi
musik klasik dan terapi musik murotal
Nilai
t t Signi-
Kelompok N ratahitung
tabel fikan
rata
Klasik 10 4,44 5,323 2,086 0,000
Murotal 10 5,75
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
10 3,50
10 3,50
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan t hitung
(0,000) < t tabel (2,086) dan angka signifikan
(1,000 > 0,05) sehingga disimpulkan tidak ada
perbedaan skor perkembangan kognitif antara
kelompok musik klasik dan murotal sebelum
dilakukan terapi. Hal ini menunjukkan sebelum
dilakukan terapi kedua kelompok mempunyai
skor perkambangan kognitif yang sama atau
tidak ada perbedaan, sehingga memenuhi
persyaratan keseimbangan kedua kelompok
sebelum dilakukan terapi musik.
Tabel 7 Hasil post-test perkembangan kognitif
anak autis setelah diberikan terapi musik
Skor Perkembangan
Kognitif
Kelompok
Musik
Klasik
Kelompok
Musik
Murotal
5,75
6,24
4,57
0,483
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan t
hitung (5,323) > t tabel (2,086) dan angka
signifikan (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan
ada perbedaan skor perkembangan kognitif
antara kelompok musik klasik dan murotal
sebelum dilakukan terapi.
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas
kenaikan perkembangan kognitif masingmasing
kelompok dapat dilihat dari prosentase
peningkatan tiap kelompok perlakuan. Adapun
peningkatan prosentase kenaikan tingkat
perkembangan kognitif masing-masing
kelompok dengan hasil sebagai berikut.
Nilai rata-rata (mean) 4,44
Nilai tertinggi 5,09
Nilai Terendah 3,08
Standar Deviasi 0,608
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan
rata-rata skor perkembangan kognitif pada
kelompok musik klasik sebesar 4,44dan
rata-rata skor perkembangan kognitif pada
76 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Tabel 9 Hasil Perbedaan pretest dan post-test
antara terapi musik klasik dan terapi musik
murotal
Kelompok
N
Ratarata
pretest
Ratarata
Perbe- Persentase
post- daan peningkatan
test
4,44
5,75
0,94
2,25
27,59
64.39
Pemilihan musik Mozart menurut
Campbell (2001a) efektif membantu
perkembangan kognitif pada anak autis.
Riset neurologis menemukan bahwa
otak memasuki kegiatan sintesis sebagai
jawaban terhadap musik, pada dasarnya
otak diprogram organiknya bersifat
simponis tidak mekanistis sehingga
penggunaan terapi musik dengan jenis
tertentu akan dapat membantu.
Menurut Jay Dowling dalam Campbell
(2001b) manusia mempunyai dua macam
memori, yaitu memori deklaratif yang
lebih terkait dengan pikiran dan memori
prosedural yang terhubung dengan tubuh.
Sedangkan musik memiliki kemampuan
Klasik 10 3,50
Murotal 10 3,50
Sumber: Data primer, diolah pada tahun 2012
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan pada
kelompok musik klasik dengan prosentase
peningkatan sebesar 27,59% dan untuk
kelompok musik murotal dengan prosentase
peningkatan sebesar 64,39%. Hasil ini
menunjukkan pada terapi dengan menggunakan
musik murotal lebih efektif dibandingkan
dengan terapi menggunakan musik klasik.
D. PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah
dipaparkan, akan dilakukan pembahasan lebih
lanjut yang bertujuan untuk menginterpretasikan
data hasil penelitian dan kemudian dibandingkan
dengan konsep atau teori yang terkait.
1. Perbedaan Perkembangan Kognitif
sebelum dan sesudah pada Terapi Musik
Klasik
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
adanya pengaruh signifikan sebelum
dan sesudah dilakukan terapi musik
klasik. Musik klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah karya Mozart.
untuk menggabungkan proses pikiran
dan tubuh menjadi satu pengalaman
yang selanjutnya memudahkan dan
meningkatkan proses belajar.
Menurut Campbel (2001b)
musik bersifat terapeutik dan bersifat
menyembuhkan. Musik menghasilkan
rangsangan ritmis yang di tangkap oleh
organ pendengaran dan diolah di dalam
sistem saraf tubuh dan kelenjar pada otak
yang mereorganisasi interpretasi bunyi ke
dalam ritme internal pendengar.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Suhadianto (2009) dikutip dalam
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ... 77
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Aulia et al (2010) yang menghasilkan
kesimpulan bahwa musik klasik (Mozart)
berpengaruh terhadap memori anak
autis.
2. Perbedaan Perkembangan Kognitif
sebelum dan sesudah pada Terapi Musik
Murotal
Berdasarkan hasil table 2 menunjukkan
adanya pengaruh sebelum dan sesudah
dilakukan terapi musik murotal. Musik
murotal yang digunakan adalah Al-Quran
Surat Al Baqarah. Musik murottal adalah
rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan
oleh seorang qori’ (Sa’dulloh, 2008).
Terapi murrotal adalah terapi bacaan
Al-Quran yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat
AL-Quran selama beberapa menit atau jam
sehingga memberikan dampak positif bagi
tubuh seseorang (Gusmiran, 2005).
Hasil penelitian ini didukung juga oleh
penelitian Khan (2003) dalam Aulia et al
(2010) yang menyatakan bahwa murotal
juga membawa pengaruh positif bagi
pendengarnya seperti halnya musik klasik.
3. Perbedaan Efektivitas musik Terapi
Musik Klasik dan Murotal terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Autis
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 3 menunjukkan kelompok murotal
78
mempunyai skor perkembangan kognitif
yang lebih baik dibandingkan pada
kelompok musik klasik. Perbedaan
ini dapat dilihat dari hasil prosentase
peningkatan sebesar 27,59% dan untuk
kel om pok m usi k m urotal de nga n
prosentase peningkatan sebesar 64,39%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya
perbedaan efektifitas antara kelompok
terapi musik klasik dan terapi musik
murotal terhadap perkembangan kognitif
anak autis.
Menurut Sa’dulloh (2008) Al-Quran
memiliki banyak manfaat baik bagi
pembaca maupun pendengar salah satunya
terhadap perkembangan kognitif yaitu
dapat mempertajam ingatan dan pemikiran
yang cemerlang. Sedangkan menurut
Dr. Al Qadhi dalam Gusmiran (2005),
melalui penelitiannya yang panjang dan
serius di Klinik Besar Florida Amerika
Serikat, berhasil membuktikan hanya
dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat
Alquran, seorang Muslim, baik mereka
yang berbahasa Arab maupun bukan,
dapat merasakan perubahan fisiologis yang
sangat besar.
Al-Quran memberikan pengaruh
besar jika diperdengarkan kepada bayi.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
dikutip dalam Gusmiran (2005) yang
menurut penelitiannya, bayi yang berusia
48 jam yang kepadanya diperdengarkan
ayat-ayat Alquran dari tape recorder
menunjukkan respons tersenyum dan
menjadi lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan
merupakan kenikmatan yang besar,
kita memiliki Alquran. Selain menjadi
ibadah dalam membacanya, bacaannya
memberikan pengaruh besar bagi
kehidupan jasmani dan rohani kita.
Jika mendengarkan musik klasik dapat
memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ)
dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang,
bacaan Alquran lebih dari itu. Selain
memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran
memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Penelitian ini juga diperkuat oleh
penelitian Rauscher et al dari universitas
California tahun 1995 dan Wilson et al
pada tahun 1997 dalam buku campbel
(2001a) berhasil mendapatkan efek
mozzart yang hanya menunjukkan
peningkatan kemampuan spasial-temporal.
Sampai saat ini, belum ada bukti yang
menunjukkan bahwa mozzart dapat
meningkatkan kecerdasan IQ seseorang.
Mahabenar Allah yang telah berfirman:
Artinya:
“Ingatlah, hanya dengan berdzikir
kepada Allah-lah hati menjadi tentram”
(Qur’an).
Artinya:
“Dan Kami telah menurunkan dari Alquran,
suatu yang menjadi penawar (obat) dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Alquran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian”
(Qur’an).
Artinya:
“Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah
dengan baik dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat”
(Qur’an).
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ... 79
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Hasil diatas sesuai dengan pendapat
Veskarisyanti (2008) mengungkapkan
bahwa musik dapat mempengaruhi
perkembangan anak autis baik dalam
fungsi kognitif, psikologis, fisik, perilaku
dan sosial. Terapi musik klasik terbukti
meningkatkan fungsi otak dan intelektual
manusia secara optimal. Kedua musik
tersebut memiliki pengaruh terhadap
perkembangan memori anak terutama anak
dengan gangguan perkembangan pervasive
atau yang lebih dikenal dengan autis.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasi l peneli tian dan
pembahsan yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Yang pertama ada perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah perlakuan
terapi musik klasik terhadap perkembangan
kognitif anak autis.
Yang kedua ada perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah perlakuan terapi musik
murotal terhadap perkembangan kognitif anak
autis.
Yang ketiga ada perbedaan yang signifikan
antara terapi musik klasik dan terapi musik
murotal terhadap perkembangan kognitif anak
autis dan terapi musik murotal lebih efektif
dibandingkan dengan terapi musik klasik.
Hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis berharap peneliti
selanjutnya mampu melakukan penelitian
yang lebih baik dengan melibatkan variabel
yang lebih banyak dan waktu yang jauh lebih
lama.
80 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
DAFTAR PUSTAKA
Aulia N A., Wignjosoebroto S., Sudiarno A. 2010. Aplikasi ergonomi mengenai evaluasi terapi
musik bagi perkembangan kognitif anak autis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya : 1-10
Campbell D. 2001a. Efek Mozart Bagi Anak, Meningkatkan Daya Piker Kesehatan Dan Kreatifitas
Anak Melalui Musik penerjemah Alex Tri Kantjono Widodo, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Campbell D. 2001b. Efek Mozart: Musik Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam
Pikiran, Mengaktifkan Kreatifitas Dan Menyehatkan Tubuh penerjemah Hermaya, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Gusmiran. 2005. Ruqyah Terapi Religi Sesuai Sunnah Rosullullah SAW . Jakarta : Pustaka
Marwa
Mangunsong F. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Edisi 2009. Jilid
I. Jakarta: LPSP3 UI
Nevid J S., Spencer A R., Beverly G. (2003). Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid II. Jakarta:
Erlangga
Novia. 2007. Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan bagi Penyandang
Autisme. [Skripsi]. Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas
Islam Indonesia
Tohaputra A. 2001. Al-Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI. Semarang: CV.Asy
Syifa’
Sa’dulloh. 2008. Sembilan Cara Cepat Menghafal Al-Quran. Jakarta : Gema Insani
Safaria T. 2005. Autisme: Pemahaman Baru Utuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Veskarisyanti G A. 2008. 12 Terapi Autis Paling Efektif & Hemat. Yogyakarta: Pustaka
Anggrek
Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik ... 81

Tidak ada komentar:

Posting Komentar