Tinkerbell Orange Glitter Wings

Jumat, 19 April 2013

STUDI FENOMENOLOGI : PENDEKATAN PERAWAT DALAM MENGATASI KECEMASAN DAN KETAKUTAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

Rufaidah1, Wahyu Rima Agustin2
1,2Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat
dirumah sakit. Kondisi tersebut merupakan stressor bagi anak, yang dapat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada anak dimana akan mempengaruhi
perkembangan anak. Peran perawat disini sangat penting dalam meminimalkan
dampak dari hospitalisasi, sehingga dibutuhkan suatu pendekatan untuk dapat
memahami kebutuhan klien agar anak dapat berkembang kearah yang normal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan perawat dalam
mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi
di Ruang Anak Parikesit Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, dengan
mengambil sampel sebanyak 3 responden. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, data diperoleh dengan indepth
interview (wawancara mendalam) dan direkam dengan menggunakan tape
recoder atas persetujuan reponden. Data-data yang sudah diperoleh kemudian di
klasifikasikan dengan cara koding dan kategorising. Dari penelitian ini di dapatkan
hasil bahwa pendekatan perawat dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada
anak usia pra sekolah adalah terfokus pada tiga pendekatan yaitu pendekatan pada
anak, orang tua dan pendekatan dalam memodifikasi lingkungan. Kurangnya
pendekatan pada anak dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
anak, kurangnya meminimalkan perpisahan dengan orang tua, sibling dan teman
serta perlukaan akibat prosedur medik atau keperawatan yang menyakitkan, dapat
menyebabkan kecemasan dan ketakutan pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Keterbatasan tenaga perawat, sarana dan pra sarana, kurangnya waktu untuk
mengadakan pendekatan karena beban kerja yang banyak merupakan kendala dalam
mengadakan pendekatan pada anak untuk meminimalkan dampak dari hospitalisasi.
Kata kunci : Pendekatan, hospitalisasi, kecemasan dan ketakutan.
PENDAHULUAN
Dewasa ini anak-anak banyak dihadapkan dengan masalah stress. Stress
tersebut muncul diakibatkan oleh adanya suatu perubahan sosial, sehingga
memungkinkan mereka untuk sering berhadapan dengan orang lain. Demikian juga
ketika anak sedang sakit dan dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami masalah
kecemasan dan ketakutan akibat hospitalisasi.
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di Rumah Sakit. Keadaan krisis terjadi karena anak berusaha untuk
2
beradaptasi dengan lingkungan di Rumah Sakit, sehingga kondisi tersebut
merupakan stressor bagi anak baik terhadap anak sendiri maupun terhadap
keluarga.(1) Stressor pada anak disebabkan karena mereka tidak mengerti mengapa
mereka dirawat atau mengapa mereka sakit. Lingkungan yang asing, kebiasaankebiasaan
yang berbeda, perpisahan dengan keluarga menimbulkan perasaan cemas
dan takut baik pada anak maupun pada keluarga. Dengan timbulnya perasaan cemas
dan takut pada anak akan dapat memacu anak menggunakan mekanisme koping
dalam mengatasi stress dan akan mempengaruhi perkembangan anak.
Reaksi yang muncul akibat hospitalisasi berbeda pada setiap anak, dimana
salah satu perbedaan itu dipengaruhi oleh faktor usia, bahwa pemahaman tentang apa
yang terjadi terkait dengan perkembangan kognitif (emosional dan sosial) mereka.(2)
Dimana reaksi yang muncul pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi adalah
bahwa anak usia pra sekolah sudah dapat menerima perpisahan dengan orang tuanya
dan sudah dapat membentuk rasa percaya dengan orang dewasa lain yang lebih
berarti. Walaupun demikian anak tetap membutuhkan perlindungan dari orang
tuanya. Akan tetapi dalam keadaan sakit, kondisi tersebut mengakibatkan anak harus
beradaptasi dengan lingkungan Rumah Sakit, sehingga akibat perpisahan akan
menimbulkan reaksi pada anak seperti : menolak makan, menangis, marah, sering
bertanya kapan orang tua saya berkunjung, tidak kooperatif terhadap aktivitas seharihari.
Kehilangan kontrol pada anak terjadi karena adanya pembatasan aktifitas
sehari-hari dan karena kehilangan kekuatan diri.(1)
Demikian juga respon hospitalisasi pada anak usia pra sekolah yang terjadi di
Ruang Anak Rumah Sakit Umum Kota Semarang dimana anak memunculkan respon
yang berbeda-beda terhadap perawat, anak merasa takut bila ada seorang perawat
yang datang menghampirinya tidak peduli apa yang akan perawat lakukan sekalipun
tidak akan menyakitinya. Mereka menganggap bahwa perawat akan melukainya
dengan membawa suntikan ataupun yang lainnya. Anak berusaha untuk menolak
perawat, tidak mau ditinggalkan oleh orang tuanya, memegang erat tangan orang
tuanya, anak minta pulang, menangis kuat-kuat, memukul perawat, meronta-ronta,
berlari dan lain-lain. Dimana anak menunjukkan adanya rasa takut saat melihat
perawat. Ada juga anak yang menunjukkan respon yang baik terhadap perawat
dimana mereka dapat menerima kehadiran perawat, mereka tahu bahwa perawat akan
3
berbuat baik dan tidak akan menyakiti mereka. Dari respon yang muncul tersebut
dapat diperoleh gambaran pengalaman masa lalu saat dirawat di Rumah Sakit
mempengaruhi respon yang terjadi pada anak saat anak kembali masuk ke Rumah
Sakit. Ketakutan dan kecemasan yang terjadi pada anak kadang terbawa juga oleh
anak sampai anak pulang dari rumah sakit, anak semacam mengalami trauma yang
dalam akibat dari hospitalisasi. Hospitalisasi tersebut dapat menimbulkan suatu
pengalaman yang tidak baik bagi anak, yang dapat mengakibatkan situasi krisis bagi
anak yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan anak. (Ny.U, 2003, personal
komunikasi)
Berdasarkan dari adanya fenomena yang terjadi di Rumah Sakit tersebut,
bahwa pendekatan perawat yang efektif dirasa penting dilakukan untuk
meminimalkan dampak dari hospitalisasi. Perawat perlu melakukan suatu pemecahan
masalah pada anak yang mengalami hospitalisasi, agar anak dapat berkembang
kearah yang normal.
Fenomena yang terjadi itu menimbulkan pertanyaan dan masalah-masalah
dalam pikiran peneliti. Peneliti menginginkan ada suatu strategi pendekatan yang
efektif pada anak yang dilakukan oleh perawat di Ruang Anak Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang, untuk dapat mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak
usia prasekolah akibat hospitalisasi.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang
“Bagaimana Pendekatan Perawat Dalam Mengatasi Kecemasan dan Ketakutan Pada
Anak Usia Pra Sekolah Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang“.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian kualitatif digunakan untuk menggali persepsi, ide atau
gagasan dan pikiran tentang topik (permasalahan) atau issue yang sedang
berkembang dan menarik dari sekelompok orang dengan latar belakang, karakteristik
dan pengalaman yang sama, data dari suatu peristiwa, permasalahan yang dialami
atau realitas sosial untuk dirumuskan kedalam suatu teori atau konsep, penulis akan
memperoleh gambaran tentang persepsi atau sikap dari sampel yang akan
4
diteliti.(12,13) Pada penelitian ini penulis menggali tentang pendekatan yang dilakukan
perawat dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi.
Pada penelitian ini sampel diambil dari sebagian perawat yang bekerja di
Ruang Anak Rumah Sakit Umum Kota Semarang. Metode sampling yang digunakan
adalah “Purposive atau Judgement Sampling“. Sampel dipilih secara tidak acak
melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti yaitu berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan bersedia
menjadi responden.(12,14)Dalam penelitian ini diambil 3 sampel sebagai responden
dengan kriteria :
a. Pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalaman bekerja di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
minimal 5 tahun.
c. Bersedia menjadi responden.
Dengan kriteria tersebut diharapkan telah mampu menerapkan Asuhan Keperawatan
secara profesional dan banyak pengalaman yang didapatkan selama bekerja.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pendekatan Perawat
a. Pendekatan Kepada Anak
1. Pendekatan perawat dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada
anak akibat anak berada di lingkungan yang asing.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi pada
anak akibat anak berada di lingkungan yang asing yaitu dengan cara
memberikan penjelasan pada anak dengan menggunakan bahasa dan katakata
yang sederhana, memberikan penjelasan pada anak tentang alasan
mengapa anak dirawat di rumah sakit, menjelaskan pada anak tentang
manfaat dirawat dirumah sakit, menjelaskan pada anak bahwa rumah sakit itu
tidak menakutkan atau menyeramkan dan bercerita dengan anak untuk
menggunakan fasilitas mainan seperti boneka agar anak mudah mengerti.
Pernyataan perawat tentang pendekatan perawat kepada anak yang
mengalami kecemasan dan ketakutan akibat anak berada di lingkungan yang
5
asing tersebut, sesuai dengan pernyataan menurut waley and wong, bahwa
apa yang seharusnya dilakukan oleh perawat khususnya pada anak untuk
meminimalkan dampak dari hospitalisasi adalah menjelaskan pada anak
mengapa mereka harus dirawat / tinggal di rumah sakit. Dengan memberikan
penjelasan pada anak, maka anak akan mengerti mengapa mereka harus
dirawat dan tinggal di rumah sakit, selain itu juga perawat perlu menjelaskan
manfaat dari anak rawat tinggal dirumah sakit dan perlunya menjelaskan
bahwa rumah sakit itu tidak menakutkan ataupun menyeramkan. Dengan
penjelasan tersebut maka akan dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan
pada anak akibat hospitalisasi.(1)
2. Pendekatan perawat kepada anak dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan
pada anak akibat anak mengalami perpisahan dengan orang tua, sibling dan
teman.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi pada
anak akibat anak mengalami perpisahan adalah memberikan pengertian pada
anak mengapa orang tuanya pergi, kemana orang tuanya pergi, dan kapan
orang tuanya akan kembali, mendekati anak, menggendong anak, mengajak
anak jalan-jalan, melihat mainan dan gambar-gambar, mengajak anak
bercerita, mengajak bernyanyi, menenangkan anak disamping tempat tidur
dan menemani anak. Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang
mengalami kecemasan dan ketakutan akibat perpisahan, sesuai dengan
pernyataan menurut whaley and wong yaitu menyebutkan bahwa untuk
mengatasi atau meminimalkan dampak dari hospitallisasi adalah atur jadwal
kunjungan untuk memberikan kesempatan anak agar dapat berinteraksi
dengan teman atau kelompok bermain, kenali perilaku perpisahan sebagai
perilaku yang normal, berikan support melalui kehadiran fisik (orang tua dan
sibling), ajak anak untuk mengingat dan membicarakan tentang orang tua,
jelaskan pada anak ketika orang tua pergi dan kapan orang tua mereka akan
kembali, sertakan benda-benda kesayangan yang biasa dipakai dirumah
didalam kamar anak (mainan, boneka, dll)(1)
6
3. Pendekatan kepada anak yang mengalami kecemasan dan ketakutan akibat
anak mengalami perlukaan karena prosedur medik atau keperawatan yang
menyakitkan.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi pada
anak akibat anak mengalami perlukaan adalah dengan memberikan
penjelasan pada anak tentang prosedur / tindakan yang akan dilakukan,
memberikan penjelasan pada anak tentang rasa sakit yang timbul akibat
tindakan tersebut. Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang
mengalami kecemasan dan ketakutan akibat perlukaan, sesuai dengan
pernyataan whaley and wong yang menyebutkan bahwa pendekatan yang
dilakukan adalah dengan memberikan penjelasan pada anak yang disesuaikan
dengan tahap perkembangannya secara singkat, sederhana dan lakukan sesaat
sebelum prosedur dikerjakan, memberikan fasilitas boneka atau mainan
kesayangan dapat digunakan untuk membantu dalam menjelaskan prosedur
yang akan dilakukan, merpersiapkan anak untuk menghadapi prosedur sesuai
dengan tingkat pemahaman, menjawab setiap pertanyaan dan jelaskan tujuan
dari setiap tindakan yang dilakukan, memberikan pelukan dan sentuhan rasa
nyaman diperlukan setelah prosedur yang menyakitkan, membatasi
penggunaan restrain gunakan bila perlu, menghargai kebutuhan anak akan
privasi.(1)
Whaley and Wong juga menyebutkan bahwa persiapan anak terhadap
prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting untuk mengurangi
ketakutan. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang
dapat ditemui oleh anak jika dia merasa takut dsb.(1)
b. Pendekatan Kepada Orang Tua
1. Pendekatan perawat kepada orang tua dalam mengatasi kecemasan dan
ketakutan pada anak akibat anak berada di lingkungan yang asing.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat kepada orang tua
adalah dengan melibatkan orang tua untuk menjelaskan pada anak alasan
harus menjalani perawatan di rumah sakit, menganjurkan pada orang tua
untuk mengajak anak berkeliling melihat lingkungan sekitar rumah sakit,
7
memberikan suasana yang baik dengan keluarga agar orang tua mengerti
mengapa anak harus dirawat dirumah sakit. Pernyataan perawat tentang
pendekatan pada anak yang mengalami kecemasan dan ketakutan, akibat
berada di lingkungan yang asing, sesuai dengan pernyataan whaley and wong
yang menyebutkan bahwa perawat harus dapat menciptakan suasana yang
hangat yang dapat diterima baik oleh anak maupun orang tua. Dengan
menciptakan suasana yang hangat dengan anak dan orang tua maka
terciptalah rasa percaya yang tertanam dalam diri anak dan orang tua
sehingga akan bermanfaat bagi anak bahwa anak akan dapat menerima
mengapa mereka harus dirawat di rumah sakit. Whaley and wong juga
menyebutkan perawat dapat mendiskusikan dengan keluarga tantang
kebutuhan anak, membantu orang tua dalam mengidentifikasi alasan spesifik
dari perasaan dan responnya terhadap stress, memberikan kesempatan pada
orang tua untuk mengurangi beban emosinya. Memberikan informasi salah
satu intervensi keperawatan yang penting adalah sehubungan dengan
penyakit, pengobatan serta prognosa, reaksi emosional anak terhadap sakit
dan dirawat, sertareaksi emosional anggota keluarga terhadap anak yang sakit
dan dirawat.(1)
2. Pendekatan perawat kepada orang tua dalam mengatasi kecemasan dan
ketakutan pada anak karena anak mengalami perpisahan dengan orang tua,
sibling dan teman.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat kepada orang tua
adalah menganjurkan pada orang tua untuk tidak meninggalkan anak dalam
keadaan sendiri, menganjurkan pada orang tua untuk menitipkan pada
perawat apabila akan ditinggal, menganjurkan orang tua untuk bergantian
dalam menunggu anak yang sakit seperti melibatkan saudara, teman atau
yang lainnya, agar anak tidak merasa bosan, membantu orang tuanya
mengambilkan obat. Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang
mengalami kecemasan dan ketakutan, akibat perpisahan dengan orang tua,
sibling dan teman, sesuai dengan pernyataan whaley and wong yang
menyebutkan bahwa untuk mengatasi atau meminimalkan dampak dari
8
hospitallisasi adalah libatkan orang tua untuk senantiasa menemani anak,
kenali perilaku perpisahan sebagai perilaku yang normal, pertahankan kontak
anak dengan orang tua dan sibling, bantu orang tua untuk memahami
perilaku cemas akibat perpisahan dan sarankan juga untuk memberikan
support pada anak.(1)
3. Pendekatan perawat kepada orang tua dalam mengatasi kecemasan dan
ketakutan pada anak akibat anak mengalami perlukaan karena prosedur
medik atau keperawatan yang menyakitkan.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat kepada orang tua
adalah memberikan penjelasan pada orang tua mengenai prosedur yang akan
dilakukan, melibatkan orang tua untuk membantu memegangi anak apabila
anak menolak dilakukan tindakan, melibatkan orang tua untuk menemani
anak ditempat tidur, memberikan orang tua penyuluhan apabila orang tua
belum jelas tentang prosedur yang akan dilakukan. Pernyataan perawat
tentang pendekatan pada anak yang mengalami kecemasan dan ketakutan,
akibat mengalami perlukaan, sesuai dengan pernyataan menurut whaley and
wong yang menyebutkan bahwa pendekatan yang dilakukan adalah dengan
melibatkan orang tua dan biarkan hadir sebelum dilakukan prosedur. Pada
tindakan/prosedur yang menimbulkan nyeri keluarga / orang tua dipersiapkan
untuk membantu, mengobservasi atau menunggu di luar ruangan.
c. Pendekatan dalam Memodifikasi Lingkungan
1. Pendekatan perawat dalam memodifikasi lingkungan untuk mengatasi
kecemasan dan ketakutan pada anak akibat anak berada di lingkungan yang
asing.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat adalah
mengorientasikan anak dengan lingkungan di sekitar rumah sakit,
memperkenalkan anak dengan pasien yang lain, memperkenalkan anak
dengan teman satu kamar, memberikan mainan atau barang-barang kesukaan
anak dan menggunakan pakaian yang tidak menakutkan bagi anak khususnya
9
untuk perawat, pakaian yang tidak selalu putih dan menggunakan motif
bergambar. Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang
mengalami kecemasan dan ketakutan, akibat berada di lingkungan yang
asing sesuai dengan pernyataan menurut whaley and wong yang
menyebutkan bahwa untuk meminimalkan dampak dari hospitalisasi
sebaiknya ruang perawatan anak berbeda dengan ruang perawatan pada orang
dewasa, karena mengingat anak dalam keadaan tumbuh dan berkembang
dengan sifat yang khusus, khas dan dinamis, maka tempat perawatan anak
harus dibedakan dengan tempat perawatan orang dewasa. Dimana sebisa
mungkin ruang perawatan anak didesain seperti suasana dirumah, sehingga
anak tidak merasa asing dengan keadaan di Rumah Sakit. Mengusahakan
lingkungan perawatan dalam keadaan bersih dan terang, suhu ruangan dalam
keadaan stabil, aman, lantai kering, mainan tertata rapi dalam rak, pintu-pintu
harus mempunyai pegangan yang tinggi, jendela-jendela mempunyai kunci
dan terdapat ventilasi. Tempat tidur, lemari, meja dan kursi semuanya harus
dalam aturan kerja yang benar. Lingkungan perawatan dibuat suasana yang
gembira bagi anak dengan dekorasi yang menarik, misalnya dengan
menempelkan gambar-gambar seperti; gambar binatang, boneka, bunga,
mobil-mobilan, kartun, buah-buahan dan lain-lain pada dinding sesuai
dengan selera anak. Tersedianya ruang dan fasilitas bermain supaya anak
merasa seperti dirumah sendiri.(11)
Ruang perawatan anak dibuat seperti situasi dirumah dengan
mendekorasi dinding memakai poster / gambar-gambar yang sesuai dengan
selera anak, dinding tidak selalu dicat putih, alat-alat tenun juga tidak selalu
berwarna putih sehingga anak tidak merasa bosan dan akan merasa nyaman
didalam ruangan tersebut.(1)
2. Pendekatan perawat dalam memodifikasi lingkungan untuk mengatasi
kecemasan dan ketakutan pada anak akibat anak mengalami perpisahan
dengan orang tua, sibling dan teman.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat adalah memberikan
mainan atau barang-barang kesukaan anak, menyediakan ruang tunggu untuk
10
saudara dan teman-teman, menyediakan ruang khusus untuk bermain.
Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang mengalami
kecemasan dan ketakutan, akibat anak mengalami perpisahan dengan orang
tua, sibling dan teman, sesuai dengan pernyataan menurut whaley and wong
yang menyebutkan bahwa untuk Mencegah / meminimalkan dampak dari
perpisahan adalah dengan Rooming In, yaitu orang tua dan anak tinggal
bersama. Dimana orang tua menimang, menunjukkan rasa kasih sayang,
menunggu dan mendampingi anak. Jika tidak bisa, sebaiknya orang tua dapat
melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak / komunikasi antara
orang tua dan anak. Partisipasi orang tua dalam perawatan anak. Orang tua
diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit terutama
dalam perawatan yang bisa dilakukan misal : memberikan kesempatan
kepada orang tua untuk menyiapkan makanan pada anak atau
memandikannya. Perawat berperan sebagai health educator terhadap
keluarga. Membantu anak untuk mempertahankan kontak dengan kelompok
dan teman-teman sekolah melalui kunjungan. (1)
Memberi kesempatan pada anak untuk sosialisasi, jika anak yang
dirawat dalam suatu ruangan usianya sebaya maka akan membantu anak
untuk belajar tentang diri mereka. Bersosialisasi antar mereka juga dapat
dilakukan dengan tim kesehatan, selain itu orang tua juga memperoleh
kelompok sosial baru dengan orang tua anak yang mempunyai masalah yang
sama. Keterlibatan sibling sangat penting untuk mengurangi stress pada anak.
Misalnya keterlibatan dalam program RS. (program bermain), mengunjungi
saudaranya yang sedang sakit secara teratur dan sebagainya. ( (1)
3. Pendekatan perawat dalam memodifikasi lingkungan untuk mengatasi
kecemasan dan ketakutan pada anak akibat anak mengalami perlukaan karena
prosedur medik atau keperawatan yang menyakitkan.
Perawat menyebutkan untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi yang
timbul pada anak, pendekatan yang dilakukan perawat adalah menyiapkan
alat-alat sebelum melakukan prosedur / tindakan, mengatur lingkungan
tertutup agar anak merasa nyaman, menggunakan fasilitas dengan mainan
untuk menjelaskan pada anak agar anak tahu dan tidak merasa takut,
11
modifikasi alat-alat dengan pernak-pernik yang menarik, dengan hiasan yang
menarik untuk anak, memberikan hadiah apabila anak patuh pada perawat.
Pernyataan perawat tentang pendekatan pada anak yang mengalami
kecemasan dan ketakutan, akibat mengalami perlukaan karena prosedur
medik atau keperawatan yang menyakitkan, sesuai dengan pernyataan
menurut whaley and wong yang menyebutkan bahwa memanipulasi prosedur
juga dapat mengurangi ketakutan akibat perlukaan tubuh. Misal : jika anak
takut diukur temperaturnya melalui anus maka dapat melalui ketiak / axillia.
Pada beberapa kasus pasien yang di isolasi misal; pada pasien luka bakar
berat, penyakit kronis, sebaiknya lingkungan dapat dimanipulasi untuk
meningkatkan kebebasan sensori misal; dengan menempatkan tempat tidur
di dekat pintu atau jendela, memberi musik dsb.(1)
KESIMPULAN
Dari penelitian ini di dapatkan hasil bahwa pendekatan perawat dalam mengatasi
kecemasan dan ketakutan pada anak usia pra sekolah adalah terfokus pada tiga
pendekatan yaitu pendekatan pada anak, orang tua dan pendekatan dalam
memodifikasi lingkungan. Kurangnya pendekatan pada anak dalam menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak, kurangnya meminimalkan perpisahan
dengan orang tua, sibling dan teman serta perlukaan akibat prosedur medik atau
keperawatan yang menyakitkan, dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan pada
anak yang mengalami hospitalisasi. Keterbatasan tenaga perawat, sarana dan pra
sarana, kurangnya waktu untuk mengadakan pendekatan karena beban kerja yang
banyak merupakan kendala dalam mengadakan pendekatan pada anak untuk
meminimalkan dampak dari hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Whaley and Wong. 4th Ed, Nursing Care of Infant and Children. Dalas Texas :
1991.
2. Smet, Bart. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo Gramedia Widiasarana
Indonesia; 1994.
3. Sr. Antonilla. Laporan Hasil Penelitian, Pengetahuan Perawat Terhadap Respon
Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Anak Rumah Sakit Brayat
12
Minulya Surakarta. Semarang : Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro, 2003. Unpublised.
4. Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perawatan. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia;
1995.
5. Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2, alih bahasa, R.F.
Maulany, Editor, Ni Luh Gede Yasmin Asih, Jakarta : EGC; 1996.
6. Universitas Indonesia, Pelatihan Keperawatan anak, Jakarta; 1994.
7. Suryanah. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta : EGC; 1996.
8. Keller, Leslie R.N. Pediatric Nursing. Mc. Graw Hill International E.d, 1993.
9. Schulte, Elizabeth. Price, Debra. Pediatric Nursing an Introductory Text, Eigth
Edition, Philadelphia London New York St. Louis Sidney Toronto: W.B
Saunders Company; 2000.
10. Pearce, John. Mengatasi Kecemaan dan Ketakutan Anak Alih Bahasa Liliana
Wijaya, Jakarta : Penerbit Arcan; 2000.
11. Lewer, Hellen. Belajar Merawat Di Bangsal Anak. Alih bahasa Enie Noviestari,
Maria A. Wijaya Rini; Editor, Ni Luh Gede Yasmin Asih, Jakarta : EGC, 1996.
12. Brockopp, Dorothy Young, Dasar-dasar Riset Keperawatan. Marie T. Hastings-
Tolsma, Alih bahasa Yasmin Asih, Aniek Maryunani, Jakarta : EGC; 1999.
13. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya; 2002.
14. Nursalam, Siti Pariani. Metodologi Riset Keperawatan. Cetakan Pertama, Jakarta
: CV. Sagung Seto; 2001.
15. Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Pertama,
Jakarta : Salemba Medika; 2003.
16. Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada; 2003.
17. Morse, Janice. M, Field Peggy.A. Nursing Research : The Application Of
Qualitative Approaches. London : Chapman & Hall; 1996.
18. Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada; 2003
13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar